TATA KRAMA PERGAULAN, Conny Semiawan


Judul/Title: Tata Krama Pergaulan
Penulis/Writer: Conny Semiawan
Penerbit/Publisher: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Edisi/Edition:1984
Halaman/Pages: 60
Dimensi/Dimension: 19.5 x 14.5 x 0.2 cm
Sampul/Cover: Paperback
Bahasa/Language: Indonesia
Kategori/Category: Dijual/For Sale
Call No.: 153/Sem/t/C.1
Status: Ada/Available

***

Kita hidup dalam kurun waktu yang ditandai dengan aneka ragam perubahan yang sangat cepat dalam berbagai segi kehidupan. Seiring dengan perubahan itu, terjadi pula perubahan cara memandang dan menafsirkan norma-norma kehidupan. Apa yang dulu dianggap "aksioma" kini dipertanyakan, didiskusikan, dibahas. Apa yang dulu "dibungkus rapat-rapat" kini "disingkap lebar-lebar". Tabu menjadi bahan tabuhan. Tabuhan menjadi tabu, larangan menjadi anjuran. Anjuran menjadi larangan.

Tahap serba tak pasti ini, yang ditandai oleh gesekan dan benturan berbagai norma, sangat terasa dalam menerapkan kaidah sopan santun. Yang sopan dan yang santun dalam berpakaian, makan, berjalan, berbicara, dan bergaul setidak-tidaknya menjadi kurang jelas. Dahulu pada banyak masyarakat, kalau orang tua memarahi anaknya, sang putra bukan saja tidak boleh mengajukan keberatan, menatap orang tua pun dianggap keterlaluan. Dulu cara berpakaian yang sopan adalah yang hanya memperlihatkan wajah, tangan, dan kaki. Sekarang hal itu dianggap menghambat gerakan, tidak efisien, tidak praktis, kuno. Dulu bacaan seksologi disimpan di dasar peti terkunci. Yang boleh membaca hanyalah orang tua. Sekarang buku-buku itu dijadikan bacaan wajib dalam rangka pendidikan seks. Dahulu kalau pria dan wanita remaja yang kedapatan berjalan berduaan langsung diproses. Sekarang kalau gadis berjalan sendirian dibilang kesepian. Pria berjalan sendirian dibilang ketinggalan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer